A.
Bentuk Stakehoulder
Pengertian
stakehoulder dalam konteks ini adalah tokoh – tokoh masyarakat baik formal
maupun informal, seperti pimpinan pemerintahan (lokal), tokoh agama, tokoh
adat, pimpinan organisasi social dan seseorang yang dianggap tokoh atau
pimpinan yang diakui dalam pranata social budaya atau suatu lembaga
(institusi), baik yang bersifat tradisional maupun modern.
Macam-Macam Stakeholder
Berdasarkan kekuatan, posisi penting, dan pengaruh stakeholder terhadap suatu
issu, stakeholder dapat diketegorikan kedalam beberapa kelompok yaitu
stakeholder primer, sekunder dan stakeholder kunci.
1.
Stakeholder Utama (Primer)
Stakeholder utama merupakan stakeholder yang memiliki kaitan kepentingan
secara langsung dengan suatu kebijakan, program, dan proyek. Mereka harus
ditempatkan sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan.
2.
Stakeholder Pendukung (Sekunder)
Stakeholder pendukung (sekunder) adalah stakeholder yang tidak memiliki
kaitan kepentingan secara langsung terhadap suatu kebijakan, program, dan
proyek, tetapi memiliki kepedulian (concern) dan keprihatinan sehingga mereka
turut bersuara dan berpengaruh terhadap sikap masyarakat dan keputusan legal
pemerintah.
3.
Stakeholder Kunci
Stakeholder kunci merupakan stakeholder yang memiliki kewenangan secara
legal dalam hal pengambilan keputusan. Stakeholder kunci yang dimaksud adalah
unsur eksekutif sesuai levelnya, legislatif dan instansi. Stakeholder kunci
untuk suatu keputusan untuk suatu proyek level daerah kabupaten.
Yang termasuk
dalam stakeholder kunci yaitu :
a) Pemerintah
Kabupaten
b) DPR
Kabupaten
c) Dinas yang
membawahi langsung proyek yang bersangkutan.
Bentuk dari
stakeholder bisa kita padukan dengan Bentuk
kemitraan dengan komite sekolah, dunia usaha, dan dunia industri (DUPI) dan
Industri Lainnya. Bentuk kemitraan yang dapat dilakukan oleh tenaga kependidikan dengan
stakeholder antara lain berupa :
1.
Kerjasama dalam penggalangan dana
pendidikan baik untuk kepentingan proses pembelajaran, pengadaan bahan bacaan
(buku), perbaikan mebeuler sekolah, alat administrasi sekolah, rehabilitasi
bengunan sekolah maupun peningkatan kualitas guru itu sendiri.
2.
Kerjasama penyelenggaraan
kegiatan pada momen hari – hari besar nasional dan keagamaan.
3.
Kerjasama dengan sponsor
perusahaan dalam rangka meningkatkan kualitas gizi anak sekolah, seperti dengan
perusahaan susu atau makanan sehat bagi anak – anak sekolah, dan bentuk
kemitraan lain yang sesuai dengan kondisi setempat.
B. Stereotype, Prejudice, Stigma Sosial
·
Stereotype adalah generalisasi yang tidak akurat yang didasarkan pada
prejudice. Kita semua memegang stereotype terhadap kelompok orang lain. Contoh dari Stereotype, ketika kita sudah beranggapan
begitu pada suatu suku, maka kita tidak akan menempatkan dia pada suatu posisi
yang kita rasa gak cocok.
·
Prejudice adalah attitude yang bersifat bahaya dan didasarkan pada
generalisasi yang tidak akurat terhadap sekelompok orang berdasarkan warna
kulit, agama, sex, umur , dan lain-lain. Berbahaya disini maksudnya attitude
tersebut bersifat negatif. Contoh dari
Prejudice misalnya kita menganggap setiap orang pada suku tertentu itu malas,
pelit, dan lain nya.
·
Stigma sosial adalah tidak diterimanya
seseorang pada suatu kelompok karena kepercayaan bahwa orang tersebut
melawan norma yang
ada. Stigma sosial sering menyebabkan pengucilan seseorang ataupun kelompok. Contoh
dari stigma social misalnya sejarah stigma sosial dapat terjadi pada orang yang
berbentuk fisik kurang atau cacat mental, dan juga anak luar kawin, homoseksual atau
pekerjaan yang merupakan nasionalisasi pada agama atau etnis, seperti menjadi
orang Yahudi atau
orang Afrika Amerika. Kriminalitas juga membawa
adanya stigma sosial.
C.
Mengapa Perusahaan Harus Bertanggungjawab
Suatu
organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam
segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Oleh karena itu, CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", yakni
suatu organisasi, terutama perusahaan, dalam melaksanakan aktivitasnya harus
mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan dampaknya dalam aspek
ekonomi, misalnya tingkat keuntungan atau deviden,
tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari
keputusannya itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih
panjang. Dengan pengertian tersebut, CSR dapat dikatakan sebagai kontribusi
perusahaan terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara manajemen
dampak (minimisasi dampak negatif dan maksimisasi dampak positif) terhadap
seluruh pemangku kepentingannya.
D.
Komunitas Indonesia dan Etika Bisnis
Dalam kehdupan
komunitas atau komunitas secara umum, mekanismne pengawasan terhadap
tindakan anggota-anggota komunitas biasanya berupa larangan-larangan dan
sanksi-sanksi sosial yang terimplementasi di dalam aturan adat. Sehingga tampak
bahwa kebudayaanmenjadi sebuah pedoman bagi berjalannya sebuah proses
kehidupan komunitas ataukomunitas. Tindakan karyawan berkenaan dengan perannya
dalam pranata sosial perusahaandapat menen tukan keberlangsungan aktivitas.
Kelompok
komunitas yang terarah yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk
bekerjadengan auditor sosial dalam mereview. Pemeriksaan sosial dan mengambil
tempat dalam pertemuan review.
Buku catatan sosial diartikan
oleh informasi yang rutin dikumpulkan selama setahun untuk mencatat wujuddalam
kaitannya pada pernyataan sasaran sosial.
Stakeholder diartikan orang atau
kelompok yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aktivitas organisasi
atau perusahaan.
Target diartikan suatu tingkat
keinginan yang dicapai dan biasanya didasari pada perencanaan yang telahdisusun
sebelumnya.
Transparasi diartikan sebuah
organisasi, dalam perhitungan yang terbuka dalam perhitungan sosial
bahwastakeholder mempunyai pemahaman yang baik tentang organisasinya dan
tingkah lakunyayang diwujudkan dan bagaimana hal tersebut dilaksanakan.
Triple bottom line diartikan sebuah
organisasi menciptakan laporan tahunan yang mencakup finansial, lingkungan
dangambaran sosial.
Nilai (value) diartikan sebagai kunci
dari prinsip-prinsip yang diatur oleh beroprasinya organisasi dan yang
mempengaruhi jalannya organisasi serta tingkah laku anggota-anggotanya.
Verifikasi diartikan sebuah
proses dari audit sosial dimana orang auditor dan laporan auditnya dibuat panel
yangmenyertakan perhitungan sosial dan informasi yang didasari pada apa yang
akandilaksanakan dan pernyataan-pernytaan yang didasari pada kompotensi serta
data yangreliabel.
Pernyataan visi diartikan sebuah
kalimat atau lebih kalimat yang secara jelas dan nyatamembawa inti dari
organisasi tentang kesiapan serta pengrtian yang mudah diingat.
Kertas informasi diartikan sebagai auditing sosial mengecek
bahwa kita sudah berada pada jalur yang benar.
Audit sosial diartikan sebagai
proses dimana sebuah organisasi dapat menaksir untuk keberadaan sosialnya,
laporan pada organisasi tersebut dan mningkatkan keberadaannya.
E.
Dampak Tanggungjawab Sosial Perusahaan
Ke depan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, apabila dilaksanakan dengan benar, akan
memberikan dampak positif bagi perusahaan, lingkungan, termasuk sumber daya
manusia, sumber daya alam dan seluruh pemangku kepentingan dalam masyarakat.
Perusahaan yang mampu sebagai penyerap tenaga kerja, mempunyai kemampuan
memberikan peningkatan daya beli masyarakat, yang secara langsung atau tidak,
dapat mewujudkan pertumbuhan lingkungan dan seterusnya. Mengingat kegiatan
perusahaan itu sifatnya simultan, maka keberadaan perusahaan yang taat
lingkungan akan lebih bermakna.
Pada dasarnya
setiap kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam, pasti
mengandung nilai positif, baik bagi internal perusahaan maupun bagi eksternal
perusahaan dan pemangku kepentingan yang lain. Meskipun demikian nilai positif
tersebut dapat mendorong terjadinya tindakan-tindakan dan perbuatan-perbuatan
yang akhirnya mempunyai nilai negatif, karena merugikan lingkungan, masyarakat
sekitar atau masyarakat lain yang lebih luas. Nilai negatif yang dimaksud
adalah seberapa jauh kegiatan perusahaan yang bersangkutan mempunyai potensi
merugikan lingkungan dan masyarakat. Atau seberapa luas perusahaan lingkungan
terjadi sebagai akibat langsung dari kegiatan perusahaan.
F.
Mekanisme Pengawasan Tingkah Laku
Mekanisme
Pengawasan Tingkah Laku Mekanisme dalam pengawasan terhadap para karyawan
sebagai anggota komunitas perusahaan dapat dilakukan berkenaan dengan kesesualan
atau tidaknya tingkah laku anggota tersebut denga budaya yang dijadikan pedoman
korporasi yang bersangkutan. Mekanisme pengawasan tersebut berbentuk audit
sosal sebagai kesimpulan darimonitoring dan evaluasi yang dilakukan sebelumnya.
Pengawasan
terhadap tingkah laku dan peran karyawan pada dasarnya untukmenciptakan kinerja
karyawan itu sendiri yang mendukung sasaran dan tujuan dari
proses berjalannya perusahaan. Kinerja yang baik adalah ketika tindakan
yang diwujudkan sebagai peran yang sesuai dengan status dalam pranata yang
ada dan sesuai dengan budaya perusahaan yang bersangkutan.
Berkaitan
dengan pelkasanaan audit sosial, maka sebuah perusahaan atau organisasi harus
jelas terlebih dahulu tentang beberapa aktivitas yang harus dijalankan seperti
;
1.
Aktivitas apa saja yang harus dilakukan sebagai sebuah orgnisasai, dalam
hal ini sasaran apa yang menjadi pokok dari perusahaan yang harus dituju
internal maupun eksternal (sasaran).
2.
Bagaimana cara melakukan pencapaian dari sasaran yang dituju tersebut
sebagai rangkaian suatu tindakan (rencana tindakan) yang mengacu pada suatu
pola dan rencana yang sudah disusun sebelumnya.
3.
Bagaimana mengukur dan merekam pokok-pokok yang harus dilakukan berkaitan
dengan sasaran yang dituju, dalam hal ini keluasan dari kegiatan yang dilakukan
tersebut (indikator)
Konsep Audit
Sosial
Konsep- konsep yang berkenaan
dengan audit sosial yang telah dilakukan antara lain :
-
Social Enterprise Partnership (SEP)
Audit sosial adalah sebuah met ode yang dilakukan berkenaan dengan sebuah
organisai (perusahaan, lembga dan sebagainya), dalam merencanakan, mengatur dan
mengukur aktivitas nn finansial serta untuk memantau (memonitor) konsekuensi
secara eksternal dan internal sekaligus dari sebuah organisasi atau perusahaan
yang bersifat komersial.
-
The New Economics Foundation (NEF)
Audit sosial adalah suatu proses dimana sebuah organisasi dapat menghitung
untuk keadaan sosial, laporan pada danmeningkatkan keadaan sosial tersebut.
Audit sosial bertujuan menilai dampak sosial yang ditimbulkan oleh organisasi
dan tingkah laku anggota - anggota yang beretika dari sebuah organisasi
dalam hubungannya dengan tujuan organisasi tersebut serta hubungannya dengan
keseluruhan stakeholderyang terkait dengannya’. Konsep ini menggambarkan bahwa
audit sosial lebih merupakan suatu penilaian dampak sosial dari adanya program
atau social impact assessment.
-
The Northern Ireland Co-operative Development Agency (NICDA)
Audit sosial adalah sebuah proses yang dapat dilakukan oleh sebuah
organisasi dan agen - agennya untuk menilai dan mewujudkan keuntungan sosial
mereka, keuntungan komunitas dan keuntungan lingkungan serta keterbatasannya.
Sehingga audit sosial adalah sebuah cara untuk mengukur keluasan dari sebuah
organisasi untukdapat hidup dalam berbagai nilai dan sasaran yang sudah
disetujui untuk bekerja sama.
-
Model dan keuntungan Audit social
Sebagai penilaian perwujudan perusahaan dalam aktivitasnya di komunitas dan
inidigambarkan oleh sejauh obyek-obyek sosial yang diminati termasuk di
dalamnya informasidan opini, yang menyatkan keadaan perusahaan secara
keseluruhan dan bagaimana bentukdari perusahaan itu sendiri.
Referensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar