A.
Hakekat Mata Kuliah Etika Bisnis
Pada hakekatnya
manusia tidak terlepas dari adat istiadat atau aturan yang ada di
lingkungannya. Etika berasal dari dari kata Yunani ‘Ethos’
(jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika
berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan
segala kebiasaan yg dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain
atau dari satu generasi ke generasi yg lain.
B.
Definisi Etika dan Bisnis
1. Definisi etika
Beberapa
pengertian tentang etika adalah sebagai berikut:
a) Etika adalah perbuatan standar yang
memimpin individu dalam membuat keputusan.
b) Etika adalah suatu studi mengenai yang
benar dan yang salah serta pilihan moral yang dilakukan seseorang.
2. Definisi bisnis
Beberapa pengertian tentang bisnis
adalah sebagai berikut:
a) Bisnis adalah kegiatan ekonomis.
b) Bisnis adalah adalah kegiatan untuk memproduksi, menjual dan membeli barang serta jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Etika
bisnis adalah keseluruhan dari aturan-aturan etika, baik yang tertulis maupun
yang tidak tertulis yang mengatur hak-hak dan kewajiban produsen dan konsumen
serta etika yang harus dipraktekkan dalam bisnis.
C.
Etiket, moral,
hukum dan agama
Persamaan
Etika dan Etiket
Seringkali
dua istilah tersebut disamakan artinya, padahal terdapat perbedaan yang sangat
mendasar antara keduanya. Dari asal katanya saja berbeda, yakni Ethics dan
Ethiquetle. Etika berarti moral sedangkan Etiket berarti sopan santun.
Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis
etiquette yang berarti tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia.
Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin, berarti falsafah moral dan
merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan agama.
Namun meskipun berbeda, ada persamaan antara keduanya, yaitu:
- Keduanya menyangkut objek yang sama yaitu perilaku manusia;
- Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Perbedaan
Etika dan Etiket
Setelah
kita ketahui persamaan etika dan etiket, maka dapat kita bedakan etika dan
etiket sebagai berikut:
- Etiket menyangkut cara suatu melakukan perbuatan harus dilakukan manusia. Diantara beberapa cara yang mungkin, etiket menunjukkancara yang tepat, artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan tertentu.
- Etika tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan. Etika menyangkut pilihan yaitu apakah perbuatan boleh dilakukan atau tidak.
- Etiket hanya berlaku dalam pergaulan pada suatu kelompok tertentu. Bila tidak ada saksi mata , maka etiket tidak berlaku.
- Etika selalu berhku dimana saja dan kapan saja, meskipun tidak ada saksi mata, tidak tergantung pada ada dan tidaknya seseorang.
- Etiket bersifat relatif artinya yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan, bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.
- Etika bersifat absolut. Prinsip-prinsipnya tidak dapat ditawar lagi, dan harus dilakukan.
- Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah saja.
- Etika menyangkut manusia dari segi rohaniahnya. Orang yang bersikap etis adalah rang yang sungguh-sungguh baik, dimana nilai moralnya sudah terinternalisasi dalam hati nuraninya.
Etika
dan Hukum
Hubungan
Etika dengan Hukum
Hukum
adalah refleksi minimum norma sosial dan standar dari sifat bisnis. Secara
umum, kebanyakan orang percaya bahwa sifat mematuhi hukum adalah juga sifat
yang beretika. Tapi banyak standar sifat di dalam sosial yang tidak tertuliskan
dalam hukum. Contohnya saja dalam konflik kepentingan mungkin tidak ilegal,
tapi secara umum dapat menjadi tidak beretika dalam kehidupan sosial.
Perbedaan
Etika dan Hukum
Perbedaan
etika dengan hukum dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Hukum pada dasarnya tidak hanya mencakup
ketentuan yang dirumuskan secara tertulis, tapi juga nilai-nilai konvensi yang
telah menjadi norma di masyarakat.
2.
Etika mencakup lebih banyak
ketentuan-ketentuan yang tidak tertulis.
3.
Pada umumnya kebanyakan orang percaya
bahwa dengan perilaku yang patuh terhadap hukum adalah juga merupakan perilaku
yang etis.
4. Banyak sekali standar perilaku yang
sudah disepakati oleh masyarakat yang tidak tercakup dalam hukum, sehingga
terdapat bagian etika yang tercakup dalam hukum, namun sebagian juga belum
tercakup di dalam hukum, seperti contoh kasus
di dalam masyarakat yang dianggap melanggar etika tetapi dalam hukum
itu tidak melanggar, sepanjang tidak ada aturan yang tertulis bahwa tindakan
tersebut adalah melanggar hukum.
5.
Norma hukum cepat ketinggalan zaman,
hingga bisa menyebabkan celah hukum.
Perbedaan
Moral dan Hukum
Sebenarnya
antara keduanya terdapat hubungan yang cukup erat. Moralitas adalah keyakinan
dan sikap batin, bukan hanya sekedar penyesuaian atau asal taat terhadap
aturan. Karena antara satu dengan yang lain saling mempe-ngaruhi dan saling
membutuhkan. Kualitas penegakan hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu
moralitasnya. Karena itu hukum harus dinilai/diukur dengan norma moral. Undang-undang
moral tidak dapat diganti apabila dalam suatu masyarakat kesadaran moralnya
mencapai tahap cukup matang. Sebaliknya moral pun membutuhkan hukum, moral akan
mengambang saja apabila tidak dikukuhkan, diungkapkan dan dilembagakan dalam
masyarakat. Dengan demikian hukum dapat meningkatkan dampak sosial moralitas.
Walaupun begitu tetap saja antara Moral dan Hukum harus dibedakan. Perbedaan
tersebut antara lain:
- Hukum bersifat obyektif karena hukum dituliskan dan disusun dalam kitab undang-undang. Maka hukum lebih memiliki kepastian yang lebih besar.
- Moral bersifat subyektif dan akibatnya seringkali diganggu oleh pertanyaan atau diskusi yang mengigingkan kejelasan tentang etis dan tidaknya.
Etika dan Agama
Etika mendukung keberadaan Agama, dimana etika sanggup
membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan masalah. Pada dasarnya
agama memberikan ajaran moral untuk menjadi pegangan bagi perilaku para
penganutnya. Menurut Kanter (2001) tidak mungkin orang dapat sungguh-sungguh
hidup bermoral tanpa agama, karena (1) moralitas pada hakikatnya bersangkut
paut dengan bagaimana manusia menjadi baik, jalan terbaiknya adalah kita
mengikuti perintah dan kehendak Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan keyakinan
kita (2) agama merupakan salah satu pranata kehidupan manusia yang paling lama
bertahan sejak dulu kala, sehingga moralitas dalam masyarakat erat terjalin
dengan kehidupan ber-agama (3) agama menjadi penjamin yang kuat bagi hidup
bermoral. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika
mendasarkan diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama
menuntut seseorang untuk mendasarkan diri pada wahyu Tuhan dan ajaran agama.
Etika
dan Moral
Etika
Iebih condong ke arah ilmu tentang baik atau buruk. Selain itu etika lebih
sering dikenal sebagai kode etik. Moral berasal dari kata bahasa latin mores
yang berarti adat kebiasaan. Kata mores ini mempunyai sinonim; mos, moris,
manner mores atau manners, morals (BP-7, 1993: Poespoprodjo, 1986). Dalam
bahasa Indonesia kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung
makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi pembimbing
tingkah laku batin dalam hidup. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan
asas dan atau nilai yang berkenaan dengan baik buruk, atau dengan kata lain
moralitas merupakan pedoman/standar yang dimiliki oleh individu atau kelompok
mengenai benar atau salah dan baik atau buruk. Velasques (2005) menyebutkan
lima ciri yang berguna untuk menentukan hakikat standar moral, yaitu:
- Standar moral berkaitan dengan persoalan yang kita anggap akan merugikan secara serius atau benar-benar akan menguntungkan manusia.
- Standar moral moral ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu, standar moral tidak dibuat oleh kekuasaan, validitas standar moral terletak pada kecukupan nalar yang digunakan untuk mendukung atau membenarkannya, jadi sejauh nalarnya mencukupi maka standarnya tetap sah.
- Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai yang lain, khusus-nya kepentingan pribadi.
- Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
- Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu, seperti jika kita bertindak bertentangan dengan standar moral, normalnya kita akan merasa bersalah, malu atau menyesal.
D.
Klasifikasi etika
Secara
umum Etika dibagi menjadi :
1. Etika
Umum
2. Etika
Khusus
Etika
Umum
berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia
untuk bertindak secara etis, bagaimana
manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif
dan semacamnya.
Etika
Khusus
adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang
kehidupan yg khusus.
Etika
khusus dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Etika
Individual
2. Etika
Sosial
3. Etika
Lingkungan hidup
Etika
Individual
lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap
dirinya sendiri.
Etika
Sosial
berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia sbg
makhluk sosial dalam
interaksinya dengan
sesamanya.
Etika
individual dan etika sosial berkaitan erat satu sama lain. Karena
kewajiban seseorang terhadap
dirinya berkaitan langsung dan dalam banyak hal mempengaruhi pula kewajibannya
terhadap
orang lain, dan demikian
pula sebaliknya.
Etika
Lingkungan Hidup, berbicara mengenai hubungan antara manusia baik sebagai kelompok
dengan lingkungan alam yang lebih
luas dalam totalitasnya, dan juga
hubungan antara manusia yang satu dengan
manusia yang lainnya yang
berdampak langsung atau tidak
langsung pada lingkungan hidup secara
keseluruhan.
Etika
Lingkungan dapat berupa :
- Cabang dari
etika sosial, sejauh menyangkut hubungan antara manusia dengan
manusia yang berdampak pada
lingkungan).
-
Berdiri sendiri, sejauh menyangkut
hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
E.
Konsepsi Etika
Konsepsi
etika dapat dilihat dari teori etika yaitu :
1. Etika Teleologi
Berasal dari kata Yunani, telos = tujuan yang artinya mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan
tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan itu.
Etika teleologi mempunyai dua aliran yaitu :
a) Egoisme Etis
Inti
pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral
setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan
dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan
serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan
dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg
bersifat vulgar.
b) Utilitarianisme
Utilitarianisme berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut
teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu
harus menyangkut bukan saja satu dua
orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka
pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan
baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
Utilitarianisme, dibedakan
menjadi dua macam :
· Utilitarianisme Perbuatan (Act Utilitarianism)
· Utilitarianisme Aturan (Rule Utilitarianism)
Prinsip dasar utilitarianisme (manfaat terbesar bagi jumlah orang terbesar) diterpakan pada perbuatan.
2. Deontologi
Istilah deontologi
berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. “Mengapa
perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai buruk”,
deontologi menjawab : “karena perbuatan pertama menjadi
kewajiban kita dan karena perbuatan
kedua dilarang”’. Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah
kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama, sekarang
merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
3. Teori Hak
Dalam pemikiran
moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak
dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu aspek dari
teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan
dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat
manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan
suasana pemikiran demokratis.
4. Teori Keutamaan (Virtue)
Keutamaan bisa
didefinisikan sebagai berikut :
disposisi watak yang telah
diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh dari keutamaan yaitu kebijaksanaan, keadilan, suka
bekerja keras dan hidup yang baik. Keutamaan yang harus menandai
pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran,
fairness, kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat
satu sama lain dan kadang-kadang malah ada tumpang tindih di antaranya.
Referensi :
http://ashur.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.0
http://ayurai.dosen.narotama.ac.id/files/2012/08/BAB-I-.EB@Ayu-Rai-2012.pdf
http://dion.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar