Rabu 03 Feb
2016, 03:06 WIB
Memasuki MEA, Kemenristekdikti akan Dorong Kompetensi Mahasiswa
Jakarta
- Menristekdikti M Nasir memberikan saran bagi mahasiswa di era Masyarakat Ekonomi
Asean. Ia mendorong setiap mahasiswa, pelajar, dosen, dan bidang lain untuk
mempersiapkan dirinya memiliki kompetensi dan keahliannya sendiri di bidang
yang digeluti.
"Kalau di era MEA pendidikan kita harus menghasilkan sumberdaya yang mampu berkompetisi. Harus berkompetensi yang bisa dijadikan ukuran. Era kompetisi yang dijadikan pemenang. Pemenang adalah mereka yang memiliki kompetensi. Kalau kompetensinya itu baik, dia menang. Oleh karena itu, khususnya program Diploma 3 kami akan dorong masalah kompetensi. Kemudian untuk S1 di bidang engineering ini segera selesai perpresnya PP tentang keinsinyuran, nanti insinyur itu akan kami lakukan uji kompetensinya supaya nanti ada standar yang ditetapkan sehingga nanti ada pengakuan internasional," kata Menristek M Nasir dikantornya, Jl Jendral Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (2/2/2016).
"Kalau di era MEA pendidikan kita harus menghasilkan sumberdaya yang mampu berkompetisi. Harus berkompetensi yang bisa dijadikan ukuran. Era kompetisi yang dijadikan pemenang. Pemenang adalah mereka yang memiliki kompetensi. Kalau kompetensinya itu baik, dia menang. Oleh karena itu, khususnya program Diploma 3 kami akan dorong masalah kompetensi. Kemudian untuk S1 di bidang engineering ini segera selesai perpresnya PP tentang keinsinyuran, nanti insinyur itu akan kami lakukan uji kompetensinya supaya nanti ada standar yang ditetapkan sehingga nanti ada pengakuan internasional," kata Menristek M Nasir dikantornya, Jl Jendral Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (2/2/2016).
Sejauh ini menurut M Nasir pemerintah telah merancang perpres tentang terkait insinyur itu, tetapi masih dalam proses meski telah ada gambaran programnya.
"Desain
program sudah saya siapkan bersama "Persatuan Insinyur Indonesia (PII)
mereka yang sudah menyiapkan terus, ini ada tim dari Dikti yang terlibat di
dalamnya," imbuh Nasir.
Nasir menyayangkan mahasiswa Indonesia belum sepenuhnya dapat berkompetensi di era MEA. Ia pun akan melakukan pertukaran mahasiswa antar perguruan tinggi supaya bisa mentransfer ilmu dan berkembang.
Nasir menyayangkan mahasiswa Indonesia belum sepenuhnya dapat berkompetensi di era MEA. Ia pun akan melakukan pertukaran mahasiswa antar perguruan tinggi supaya bisa mentransfer ilmu dan berkembang.
"Maka
perguruan tinggi kita yang sudah besar, sedang, dan yang kecil nanti kita akan
kita sharing ini. Kita sharing itu perguruan tinggi besar bisa membina peruruan
tinggi kecil. Perguruan tinggi besar akan saya datangkan tenaga dari luar
negeri, tujuannya adalah supaya accelarasi world class menjadi lebih
cepat," imbuhnya.
Terkait mahasiswa menurut Nasir akan mengikuti perkembangan penerimaan mahasiswa. Bila universitas itu telah membuka kelas internasional berarti saat profesor dari luar negeri di datangkan sudah tidak ada masalah karena terbiasa menggunakan bahasa Inggris.
Nasir
menyebut langkah strategis untuk menghadapi MEA pada mahasiswa untuk
mempelajari ilmu marketing dan entrepreneur. Perbedaan kompetensi dari satu
individu dengan individu lain harus terlihat nyata dalam praktik menurut Nasir.
"Kita
mencari indiferensi, indiferensi itu dari segi teori bisa tetapi begitu kita
terapkan dalam praktik gimana caranya. Masing-masing kita harus punya
kompetensi, kalau gak bisa kompetensi gak bisa kompeten. Contoh sebagai
jurnalis akan diterima di media mana pun kalau punya kompetensi, tapi kalau
tidak, tidak akan diterima di media. Kompetensi ini menjadi sangat sehat dan kompetensi menjadi ukuran, maka
ukuran ini harus diwujudkan dan operasionalkan sehingga indiferensi itu
sangat jelas sekali," tutup nasir.
Comment
:
ASEAN
Economic Community (AEC) in 2015 is an ASEAN economic integration in the face
of free trade between countries of ASEAN countries. ASEAN Economic Community (AEC) is a system of
free trade between ASEAN member countries. So in this system eliminated by customs
and excise and other countries are free to enter the goods. All ASEAN
member countries have agreed this agreement. AEC is designed to realize the
ASEAN insight 2020.
In this
article I agree with the opinion Mr. Nasir said that Indonesian students in the
era of the ASEAN Economic Community should prepare to have the competence and
expertise of each. But it is not only for students, the lecturer must
participate in encouraging students to have a good competence. Because lecturer
who are very role for students. The Indonesian
students are
not yet fully able to compete in the era of AEC. Therefore, the government will
conduct student exchange between universities in order to transfer knowledge
and develop.
The
universities are
required to prepare students to be graduates who are able to compete in the
AEC. Effort to prepare students to be ready to face the AEC can be done college
through of academic and non-academic. The characters in question include:
initiative, integrity, commitment, creative, independent, self-management, and
collaboration. Character education in college is important that students be
globally competitive and able to face the AEC. Implementation of character
education for students with three lines, namely: (1) where the curricular
character education integrated in the lecture; (2) curricular with activities
programmed and structured as an example of training activities Emotional Spiritual
Quotient (ESQ), tutorial of religious education, creativity training, leadership
training, entrepreneurship training; (3) Extracurricular.
The third line is also in line with the teachings of Ki Hadjar Dewantara
trilogy garden education students.
As
a student who has a role in nation building, also has a role in the AEC. The
students can do research or research that will have many benefits not only for
themselves but also the government and society. With their excellent research
in the field of exact and social will be able to provide benefits and new
breakthrough against what should be done, especially in increase the quality of
human resources is still lagging behind other ASEAN countries such as Singapore
and Malaysia as well as to know and understand what must be handle by the
government and the community itself.
The
students who are required to be able to compete with students from other
countries in terms of quality, the Indonesian students are also able to
collaborate with the other students both in research to ASEAN as well as
research in other ways so that the AEC is not only the competition precedence
to grab the market but also collaborated how ASEAN can build the quality of
human resources better.
The
strategy steps in dealing with ASEAN Economic Community (AEC)
to students to learn the science of marketing and entrepreneur. The students can also play an
active role as a young entrepreneur who has the power of creative thinking,
innovative and critical so it will be able to compete with students from other
ASEAN countries. In addition to entrepreneurship would create new jobs and will
instill in each individual to become job creators and not job seekers so as to
be able to create a product - an innovative of new products and has a high
efficiency for the wider community.
Referensi :
http://news.detik.com/berita/3133347/memasuki-mea-kemenristekdikti-akan-dorong-kompetensi-mahasiswa
https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_Ekonomi_ASEAN
https://retnopusalia.wordpress.com/2013/11/14/peran-mahasiswa-untuk-indonesia-dalam-asean-economic-community-aec-2015/
http://journal.ustjogja.ac.id/download/naskah%20seminar.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat_Ekonomi_ASEAN
https://retnopusalia.wordpress.com/2013/11/14/peran-mahasiswa-untuk-indonesia-dalam-asean-economic-community-aec-2015/
http://journal.ustjogja.ac.id/download/naskah%20seminar.pdf